Seram! Bumi Bisa Jadi Planet ‘Neraka’ Seperti Venus

Oleh Kak Edi, 26 Des 2021
Venus disebut-sebut sebagai planet yang ramah bagi kehidupan karena menyimpan cadangan air. Dulu, Venus memang planet yang memiliki permukaan berbatu dan inti cair.

Namun, perubahan iklim ekstrem telah mengubah planet tersebut menjadi ‘neraka’. Venus menjadi panas yang diperparah dengan atmosfernya yang dipenuhi gas.

Cadangan air yang dimiliki planet kini kemudian menguap melalui atmosfer, dan hilang begitu saja ditelan luar angkasa yang penuh dengan kegelapan.

Bagaimanapun caranya, siklus di planet ini sudah rusak. Tidak ada satu pun, bahkan robot atau perangkat sejenisnya yang mampu bertahan hidup di planet ini.

Lantas, apakah Bumi yang saat ini kita tinggali bisa berubah seperti Venus?

Bumi memang saat ini tengah mengalami perubahan iklim secara ekstrem. Namun, para ahli menilai perubahan iklim akibat ulah manusia tidak akan pernah membuat Bumi seperti Venus.

“Perubahan iklim yang diakibatkan oleh manusia tidak akan pernah seburuk itu,” kata Giada Arney, Ilmuwan planet NASA Goddard Space Flight Center, dikutip melalui The Post, Minggu (25/12/2021).

Selama 4,6 miliar tahun terakhir, Bumi telah menjaga keseimbangan iklimnya melalui proses yang dikenal sebagai siklus karbon. Sebagian karbon atmosfer diambil oleh lautan, dan dikunci menjadi batuan dalam bentuk kalsium karbonat atau batu kapur.

Pergerakan lempeng tektonik menarik batuan itu ke bagian dalam Bumi, tempat karbon dapat disimpan selama ribuan tahun sebelum dilepaskan kembali ke atmosfer oleh gunung berapi.

Siklus karbon menjadi termostat Bumi, karena menjaga suhu agar tidak berayun terlalu jauh ke arah yang ekstrem. Ketika gunung berapi sangat aktif, karbon menumpuk di atmosfer, memerangkap panas seperti yang terjadi pada efek rumah kaca.

Namun, kenaikan suhu dapat menyebabkan lebih banyak hujan yang mengikis batuan, yang melepaskan bahan untuk membuat kalsium karbonat dan mengunci karbon dalam bentuk kulit kerang, batu kapur dan batuan lainnya serta mendinginkannya kembali.

Para ilmuwan menduga, Venus pernah memiliki termostat sendiri. Pesawat ruang angkasa yang dikirim untuk menyelidiki atmosfer planet kembaran Bumi itu menemukan sisa-sisa molekul air.

Ini bukti bahwa pada satu titik, planet ini mampu menjaga suhunya tetap terkendali. Namun ketika planet menjadi terlalu panas, air menguap dan membentuk awan di atmosfer yang memantulkan sinar Matahari kembali ke angkasa. Jika planet ini memiliki lempeng tektonik, seperti yang diperkirakan beberapa peneliti, sistem itu akan membantu memodulasi karbon.

Kini, Venus disebut menjadi contoh efek rumah kaca yang tak terkendali, sebuah bukti bagaimana sebuah planet dapat berubah ketika siklus yang menyeimbangkan iklimnya terputus.

Suhu di permukaannya lebih dari 450 derajat Celcius. Tekanan yang menghancurkan dari atmosfer yang tebal dengan awan asam sulfat sama kuatnya dengan yang kita alami jika berada di setengah mil di bawah lautan di Bumi.

Jika itu tidak cukup belum cukup membunuh kalian, gambaran lainnya adalah jika kita menghirup udara yang terdiri dari 96% karbon dioksida.

“Pencerahan bertahap Matahari yang mengubah Venus menjadi sangat panas, suatu hari bisa terjadi juga pada Bumi, setidaknya dalam kurun waktu beberapa miliar tahun lagi,” kata Arney.

Para ilmuwan tidak melihat Bumi akan menjadi seperti Venus dalam waktu dekat. Namun, suka tidak suka perubahan iklim memang telah menjadi sorotan dalam satu dekade terakhir.

“Sistem planet dijaga dalam keseimbangan yang sangat baik. Penting bagi manusia untuk menyadari bahwa tidak perlu banyak hal untuk mengubah keseimbangan dan benar-benar mengubah banyak hal secara mendasar,” kata Paul Byrne, Ilmuwan Planet North Carolina State University.(dbs)

(hajinews)

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

 
Copyright © AyoKesini.com
All rights reserved